Assalamualaikum Wr. Wb
Hai, nonoy kembali lagi ni. Semoga tulisan gue kali ini bermanfaat ya. Cekidot....
Hai, nonoy kembali lagi ni. Semoga tulisan gue kali ini bermanfaat ya. Cekidot....
“Eh Pa, tetangga sebelah dibeliin berlian asli Afrika. Aku juga mau donk Pa.” kata seorang istri pada suaminya disaat suaminya baru saja menginjakkan kaki dirumah.
“Apaan sih Ma? Suami baru pulang kerja, mbok ya dikasih minum air putih dulu. Ini malah, ujuk-ujuk minta berlian Afrika.” Suaminya kesel dan langsung masuk kekamar. Tidur.
Yah, mungkin fenomena diatas sering kita temui disebuah keluar. Yah, ga harus berlian juga sih. Bisa kursi, kulkas, AC, TV atau benda-benda lain. Ngeliat temen dapat nilai lebih tinggi dari kita, rasa hati GERAH! Ada Saudara yang dapat Rejeki lebih dari kita, dada SESAK! Ada temen yang dapat temen baru dan meninggalkan kita, pikiran PANAS! Penyakit itu disebut IRI. Nah, kali ini gue akan coba mengulas sedikit tentang penyakit iri yang menyebabkan banyak orang lain kadang sebel ama kita. Sebagai muslimah yang baik, tentunya kita harus menjadi contoh yang baik pula untuk sekitar. Muslimah yang gue maksud disini bukan hanya yang menggunakan kerudung atau jilbab ya. Bisa jadi muslimah juga banyak yang belum menggunakan kerudung. Katanya sih, “Belum dapat Ilham dan hidayah.” Bagi gue ilham dan hidayah itu harus dicari dan digapai sendiri. Nungguin si Ilham dan Hidayah datang mah, bisa-bisa kita udah ditendang duluan ke NERAKA. Naudzubillahi min zalik. Semoga kita tidak termasuk dalam orang-orang yang dibenci Allah.
Iri hati atau dengki adalah suatu sifat yang tidak senang akan rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Kalo ada yang lebih dari kita, pasti bawaannya sebel aja. Ada perasaan yang ga enak kalo orang lain dapat sesuatu yang membahagiakan. Apalagi kalo orang itu adalah orang yang kita sebelin. Beeeeuuuuhhh! Makin memuncak dah keselnya. Betul kagak? Betul donk. Jujur aja, gue pernah ngerasain ini. Tapi gue berusaha keras menekan agar iri hati itu tertuang pada tempat. Cielah bahasa gue kayak orang bener. Hahaha, tapi yang pasti, iri hati atau dengki lumrah dimiliki manusia. Hanya saja, kadang orang berlebihan dalam menanggapinya. Hingga dia dikuasai hawa nafsu. Syetan pun dengan senang hati nongkrong dihatinya untuk memanas-manasi, provokatori juga membuat kita menjadi lupa akan yang benar dan yang salah. Gue nemu syair seorang penyair yang berbunyi:
““Jika kalian marah karena apa yang dibagikan oleh Allah di antara kita, maka Allah sungguh mengetahui ketika Dia tidak ridha kalian (mendapatkannya).”
Nah, udah taukan? Allah aja ga ridha ama apa yang kita dapatkan dengan mendengki ini. So, kitakita yang muslimah, mari menghindar dari sifat jelek ini. Ga gampang? Emang si, tapi kita bisa menguranginya dengan banyak beramal dan mencari kesibukan lain selain mengamati orang lain. Lagian, biarkan orang lain bahagialah. Kita ga usah repot-repot untuk mengurusi apa yang mereka punya. Capek tau! Capek hati, capek juga pikiran kita. Mikirin apa yang bakal kita lakuin untuk mendapatkan lebih dari orang itu. Ya kan??
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Al.Baqaroh :109).
Bahkan Alqur’an juga memberikan solusi atas Iri hari dan dengki ini. Itu artinya, Iri adalah penyakit umum yang membuat banyak umat manusia khususnya kaum Muslimin, terjebak didalamnya. Kaum Yahudi iri terhadap Muhammad SAW yang digelari Nabi dan diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Mereka dengki dan iri, kenapa bukan dari kaum mereka yang ditunjuk menjadi Nabi? Kenapa harus Muhammad yang berasal dari keluarga yang bukan bangsawan. Bahkan kakeknya Nabi adalah berasal dari keluarga penjaga air zam-zam saja. Begitu dengan Bani Israil yang merasa benci dan dengki, karna Nabi juga tidak dari golongan mereka. Bahkan Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
“Janganlah kalian saling iri, janganlah kalian saling memata-matai saudaranya, janganlah kalian saling membenci dan janganlah kalian saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli oleh sebagiannya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang menjaga tali persaudaraan. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)
Sifat iri sudah mengrogoti manusia sejak zaman Nabi Adam. Kalian ingat ga, tentang kisah anak-anaknya Nabi Adam. Dimana Qobil tidak suka dengan Habil yang akan menikahi saudarinya yang cantik. Iqlima namanya. Sementara Qobil dinikahkan dengan Layuda, saudara kembar Habil yang berparas biasa saja. Dan bahkan dia meminta ayahnya untuk menikahkannya dengan saudara kembarnya itu. Ckckck, ternyata keinginan menikah dengan saudara sendiri juga udah ada sejak zaman Nabi Adam ya. Nah, karna Nabi Adam adalah seorang yang bijaksana, dia lalu memohon kepada Allah SWT untuk penyelesaian masalah ini, tanpa menggunakan kekerasan yang dapat merusak kedamaian keluarga mereka. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Adam untuk menyuruh anaknya berkurban apa saja yang akan ditaruh disebuah bukit.
Habil datang dengan membawa seekor peliharaan yang bagus, sehat dan baik. Sementara Qobil dengan gandum, dan beberapa hasil tani yang sudah rusak dan nyaris membusuk. Lalu keluarga mereka menyaksikan dari jauh apa yang terjadi dengan kurban tersebut. Dan yang mereka saksikan adalah hal yang luar biasa. Seketika itu diangkatlah kurbannya Habil berupa hewan ternak tadi kelangit. Yang katanya sih, akan menjadi tebusan Nabi Ismail nantinya. Dan tentu saja kurban Qobil yang jelek tidak disentuh sama sekali. Karna keirian dan dengki yang telah menyelimuti hati Qobil, maka bertekadlah dia membunuh saudaranya sendiri demi ingin menikah dengan Iqlima. Ckckck, sungguh wanita bener-bener fitnah dunia ya. Allah Ta’ala berfirman menceritakannya dalam
“Ceirtakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’ Dan berkata yang diteirma kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.” Surat Al-Maidah ayat 27,
Melihat kakaknya berniat membunuhnya, Habil tidak membela diri. Sebaliknya, dia menyerahkan dirinya dan tidak ada keinginan melawan.Jaman sekarang ada yang kayak Habil? Hmmm, gue curiganya udah ga da bo! Malahan Dia berkata,
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak menggerakkan tanganku aku membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa (pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka, dan yang demkian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 28-29)
Iri terhadap sesuatu yang bukan milik kita adalah sesuatu yang tidak baik. Liat aja nasib Habil yang dibunuh oleh saudaranya sendiri karna Iri dan dengki. Bahkan apa yang dilakukan Qobil merupakan pembunuhan pertama yang terjadi didunia ini. So, mari kita kurangi bahkan kita hilangkan sifat iri ini. Jujur, kagak ada gunenye! Kenapa sih, kita ga bahagia dengan pencapaian orang lain? Toh yang mereka lakuin ga ngerugiin kita kan? Iri hati ini bisa menimbulkan kecemburuan. Kesecemburuan yang berlebihan bisa menghancurkan kita sendiri. Ga mau kan dipandang sebagai seorang yang Irian, cemburuan? Tapi misalnya kita iri akan ibadah seorang muslim yang luar biasa, itu baru boleh. Asal, kita jadikan itu sebagai motivasi kita untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Karna berlomba-lomba dalam kebaikan malah dianjurkan oleh agama. Seperti yang ada dalam Alqur’an.
“Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.” (al A’raf: 56)
“Maka berlomba-lombalah kalian kepada amalan-amalan kebaikan.” (al-Baqarah: 148)
“Bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit-langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)
Ajakan berlomba kepada kebaikan mengandung ajakan agar seseorang berusaha dan bersemangat menjadi orang pertama yang berbuat kebaikan. Gue nemu sebuah kutipan indah.
“Barang siapa yang ketika di dunia bersegera kepada kebaikan berarti ia adalah orang yang terdepan di akhirat menuju surga-surga. Dengan demikian, orang-orang yang berlomba/terdepan dalam kebaikan adalah hamba-hamba yang paling tinggi derajatnya”. (Di kutip dari Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 73)
Gimana? Begitu besar nikmat berbuat baik, hanya karna kita memiliki iri hati dan dengki, jadi habis semua amalan kita. Ga maukan amalan lu hilang sekejab, hanya karna Iri dan dengki yang sesaat. Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman ;
Artinya: "Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan." (Al Baqarah : 90)
Tuhkan, begitu besar iri dan dengki itu dosanya. Bahkan Allah sangat murka jika seseorang merasa tidak senang dengan kebahagiaan orang lain. Ga maukan jadi golongan orang yang dihinakan Allah? So, mari kita kembali luruskan niat, bersihkan hati, berpositif tinking dengan apa yang orang lain lakukan. Jangan Suuzon, bisa jadi sesuatu yang buruk terjadi pada kita adalah baik menurut Allah. Karna belum tentu sesuatu yang baik menurut kita, baik juga menurut Allah SWT.
Firman Allah Ta’aala :
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (An-Nisaa : 32).
Wallahu Ta’aala a’lam.
InsyaAlalh, Allah telah mengatur rejeki dan nikmat untuk diri kita sendiri. Ga akan berkurang sedikitpun. Jadi, mari kita sering-sering beristigfar apabila dihati mulai ada benjolan iri ini. Atau gimana kalo kadang kita terhasut dengan orang lain yang iri? Cara gue adalah hindari orang-orang seperti itu. Kalo kita terjebak ditengah-tengah mereka, cukup didengarkan, dan tetap berpositif tinking terhadap sekitar.
Semangat Perubahan :)
waahhh... semoga sifat IRI dan DENGKI itu jauh-jauh dari kehidupanku...aaaamiiin...
BalasHapustapi,,, kadang saya Iri sama temanku yang menjadi juara umum dikampus. tapi,,, alhamdulillah rasa iri itu ku ubah menjadi semangat untuk lebih meningkatkan kualitas diri saya sendiri...^.^
semangat!!!!!!!
saya suka baca blog ini,,, bermanfaat^^
Maha SucI Allah....
BalasHapusSegala Puji Milik Allah...
*Iri sm noy yg semangat terus bwt nulis, fighting!!